Gambar Hanya Ilustrasi |
Aminah dan Abdul Muthalib pun segera mencari ibu susu untuk mengasuh bayi Muhammad jauh dari Mekkah. Saat itu banyak ibu susu datang ke Mekkah dari Lembah Badui. Lembah dengan udara yagn bersih dan kering adalah tempat yang paling baik bagi kesehatan bayi. perempuan-perempuan itu mencari bayi untuk mereka asuh. Setelah mendapatkan bayi, mereka kemudian kembali ke rumah mereka di gurun. Namun, Abdul Muthalib tidak menemukan satu pun ibu susu. Kebanyakan mereka tidak mau mengambi Muhammad karena ia tidak punya ayah. Padahal, kalau saja mereka melihatnya, mereka pasti ingin mengambilnya. Tidak mungkin mereka pergi tanpanya.
Ada seorang perempuan sangat muda yang datang dari Badui dengan keledainya. Ia mondar-mandir di jalanan Mekkah bersama suami dan untanya. Bayinya yang sedang digendongnya menangis. Air susu perempuan itu tidak keluar sedikit pun karena ia lapar dan lelah. Selama perjalanan ke Mekkah, mereka menghadapi banyak sekali masalah. Keledai tidak mau berjalan. Unta tua mereka tidak menghasilkan susu sedikit pun. Mereka sampai di Mekkah dengan susah payah.
Sekarang, di jalanan Mekkah perempuan itu mencari seorang bayi untuk diasuhnya. Lalu ibu susu yang malang dan kakek si bayi yang belum menemukan ibu susu itu pun bertemu. Sang kakek mendekati si ibu susu dan dengan cemas bertanya, " Dari mana asalmu?"
Ibu susu itu menjawab, "Aku datang dari Badui."
"Siapa namamu?" tanya sang kakek.
"Halimah," jawab perempuan malang itu.
Sikap sopan dan pembawaan halus perempuan itu membuat sang kakek senang. Ia berkata, "Nama yang bagus. Namamu berarti cantik dan mempunyai sifat yang baik."
Halimah tersenyum. Kakek itu benar-benar seorang laki-laki yang baik dan mulia! Kemudian laki-laki itu melanjutkan, "Aku punya cucu. Tidak seorang pun mau membawanya karena ia tidak punya ayah. Apakah kamu mau menjadi ibu susu baginya?" Halimah terkejut. Ia tidak mau pulang dengan tangan hampa. Ia menemui suaminya dan kemudia menerima tawaran itu. Sang kakek itu mengajak ibu susu itu menemui sang bayi.
Bayi Muhammad sedang tidur berselimutkan kain putih. Begitu memasuki rumah, ibu susu itu mencium bau sangat harum. Ia menghirupnya. Hatinya menjadi hangat, penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Saat ibu susu itu, Halimah. Menatapnya dengan penuh kekaguman, bayi Muhammad tersenyum. Halimah lalu mengendung dan menyusuinya.
Luas biasa! Bagaimana mungkin? Air susunya lebih cukup untuk kedua bayinya. Padahal sebelumnya karena harus menghadapi berbagai kesulitan dalam perjalanan menuju Mekkah, Halimah tidak mengeluarkan air susu sama sekali. Aminah kemudian mencium dan merasakan aroma bayinya. Ia senang karena bisa mendapatkan ibu susu untuknya. Sekarang bayi itu akan tumbuh dengan baik. Aminah lalu mempersiapkan bayi itu untuk menempuh perjalanan. Ia memberikan hadiah kepada Halimah dan mempercayakan bayi itu kepadanya.
Ia tahu Allah Yang Mahakuasa akan melindungi bayinya. Mereka kemudian menyerahkan bayi Muhammad dan mengiringinya dengan doa.
Jangan lewatkan cerita Mencintai Rasulullah selanjutnya dalam Bayi Membawa Keberutungan.
Mencintai Rasulullah SAW
Reviewed by Devi Fira Nosa
based on 15 reviews.
1 comments:
Saya baru dengar cerita nih. asyik, tambah informasi ttg panutan saya. trims kawan.
Post a Comment